Kamis, 07 Januari 2016

LAPORAN PERJALANAN EKSPEDISI GUNUNG HUTAN



Assalamualaikum Wr.Wb
            Saya Randi Ramadhan  selaku ketua divisi Gunung Hutan anggota CIARA (Cinta Alam Raya) angkatan X yang bernomor anggota CRA 143 ingin menceritakan kegiatan ekspedisi gunung hutan yang bertujuan ke Gunung Sumbing, Wonosobo, Jawa Tengah. Dari beberapa anggota aktif mengikuti kegiatan ini untuk memenuhi ketentuan dan syarat yang berlaku yaitu 5 orang dari anggota CIARA yang aktif antara lain (Rizky Rudias CRA X148, Hafiz Maulana CRA X 134, Sugi Dharma Puta CRA X 161, dan saya sendiri Randi Ramadhan CRA X 143 dan rekan divisi saya Syamsul Ma’arif CRA X 144) dan dua pembimbing alumni CIARA  yang bernama Ahmad Mujahid Yaumul Ridho CRA V 066 dan Wirawan Yudha Kusuma CRA II 093
            Pada hari jum’at tanggal 14 Agustus 2015 saya dan tim ekspedisi berjanjian untuk berkumpul di terminal lembang ciledug Tangerang Selatan, akan tetapi rekan saya yang bernama Rizky Rudiaz dan Syamsul Ma’arif memilih untuk berkumpul di rumah saya untuk packing bersama dan berangkat bersama ke terminal lembang. Lalu pada saat packing selesai ada salah satu alumni CIARA yg bernama Sultoni Tohanafi datang kerumah saya yg bersukarelawan untuk mengantarkan saya satu persatu ke terminal lembang. Saya beruntung karna saya orang pertama yang ingin di antarkan ke lembang oleh senior saya. Pada saat saya ingin berangkat jalan ke terminal lembang tiba-tiba ada anggota CIARA yang datang juga kerumah saya yang bernama Ronald Evrianto dia satu angkatan di CIARA dengan saya. Maksud dia datang kerumah saya sama dengan alumni saya dia dengan sukarelawan membantu tim ekspedisi mengantarkan ke terminal lembang, lalu satu persatu pun di antarkan ke terminal lembang.
            Tim ekspedisi sebagian sudah sampai di terminal lembang pada pukul 15.00 disana tim ekspedisi menunggu rekan lain tim ekspedisi yang belum sampai di terminal. Tidak lama kemudian rekan-rekan tim ekspedisi pun sampai di terminal lembang dan berkumpul sambil menunggu keberangkatan bus. Waktu menunjukan pukul 15.20 kondektur bus jurusan Tangerang-Wonosobo pun memanggil kita untuk masuk kedalam bus. Lalu kami tim ekspedisi masuk kedalam bus itu, kami pun di tempat duduk yang sudah disesuaikan. Saya selama di perjalanan melihat-melihat perjalanan dan main hp untuk mengasih kabar kepada orang tua saya bahwa saya sudah dalam perjalanan. Lalu pada dalam perjalanan saya hanya memanfaatkan waktu untuk tidur.
            Tak terasa bus yang saya naiki berenti di rest area di daerah tol pada pukul 20.45, lalu setelah saya liat-liat seperti ada di televise yang sering terjadinya kecelakaan? Yaa benar saja ternyata ini adalah rest area daerah cikopo palimanan yaitu sebuah jalan tol yang menghubungkan antara cikopo dan cirebon yang biasa disebut CIPALI itu adalah sebuah jalan tol yang terkenal dengan keangkerannya karena jalan tol itu tadinya adalah hutan, menurut warga setempat karena dibangunnya jalan tol itu makhluk halus jadi tidak senang karna adanya jalan tol tersebut maka dari itu terkadang pengendara merasakan adanya makhluk halus yang menganggu perjalanan, selain dari pada itu karena jalan tol cipali itu hutan banyak babi hutan yang berlalu lalang maka dari itu pengendara mobil,bus,maupun truk yang melewati jalan tol cipali sering mengalami kecelakaan.
            Pada saat di rest area saya dan tim ekspedisi melakukan solat akan tetapi bergantian karna hanya sebagian yang membawa sarung akhirnya sebagian solat dan saya menunggu di tempat makan dengan beberapa rekan saya, dan saya pun memesan makan dan kami pun makan bareng, setelah selesai makan yang tadi solat pun selesai dan sekarang mereka yang makan dan saya dan sebagian teman saya solat bersama, setelah selesai solat saya dan teman saya balik ketempat makan itu lalu mengobrol. Tidak lama kemudian suara klakson bus kamipun ditekan oleh pak sopir. Saya dan tim ekspedisi pun langsung masuk ke dalam bus lagi, ada seorang bapak-bapak masuk ke dalam bus dan dia adalah tukang makanan ringan seperti tahu sumedang asinan manga dan lain sebgainya. Saya  pun membeli tahu sumedang itu lumayan banyak karna untuk teman perjalanan. Bus akhirnya melanjutkan perjalanan menuju terminal Wonosobo,Jawa Tengah pada saat itu jam menunjukan pukul 21.20. Setelah sepanjang jalan saya seperti awal saya hanya banyak menghabiskan tidur.
 Setelah saya bangun tak terasa saya sudah sampai diterminal Wonosobo, Jawa Tengah, pada pukul 04.45 tanggal 15 agustus 2015. Pada saat itu saya dibangunin dari tidur saya oleh teman saya yang bernama syamsul ma’arif. Kamipun turun dari bus dan mengambil barang kami di bagasi bus lalu jalan mencari tempat untuk istirahat, solat dan memakan bekel masing-masing yang di bawa dari rumah. Sebagian dari kami ada yang melakukan solat subuh, lalu ada yang makan dan setelah semua sudah solat subuh tim ekspedisi beristirahat dan bersantai-santai sekalian mencari mobil carteran untuk menuju ke base camp gunung sumbing, di terminal Wonosobo banyak sekali pendaki gunung yang ingin mendaki gunung karena tanggal itu adalah tanggal favorit bagi para pendaki yaitu tanggal 17 Agustus, yaaa itu adalah dimana para pendaki berbondong-bondong ingin mendaki gunung yang ada di Jawa Tengah karena ingin melihat sunrise 17 Agustus begitulah para pendaki menyebutnya.
Kebanyakan pendaki lebih memilih mendaki gunung Prau karena medan yang tidak terlalu ekstrem dan pemandangan spot yang sangat bagus tidak kalah dengan gunung-gunung tinggi di sekelilingnya. Akan tetapi gunung sumbing pun tidak kalah ramai karena gunung sindoro dan gunung slamet pada saat itu ditutuo dikarenakan erupsi.Akhirnya para pendaki memilih gunung prau atau sumbing sebagai pengganti gunung sindoro dan slamet gunung-gunung yang berada di jawa tengah.
Setelah lumayan beristirahat dan mencari mobil carteran yg lumayan susah karena membludaknya para pendaki yang ingin mendaki ke gunung prau dan sumbing, kai disana sampai jam 06.50 dan pada akhirnya saya dan tim ekspedisi mendapatkan mobil carteran yg berjurusan ke gunung sumbing, ‘Sumbiiinnggg,sumbiinggg,sumbiiingggg ayo mas gunung sumbing??” begitulah kata kondektur yang bergelantungan di pintu mobil itu sambil memegang segenggam uang di tangannya, saya dan tim ekspedisi pun langsung menaiki mobil tersebut dan meletakan barang-barang.



Lalu saya dan tim ekspedisi melanjutkan perjalanan menuju base camp sumbing dengan cuaca pagi yang cerah dan hawa yang sangat sejuk karena disekelilingnya terdapat hamparan pemandangan sawah yang sangat luas dan banyak. Sekitar setengah jam lebih saya dan tim ekspedisi di perjalanan akhirnya saya dan tim ekspedisi sampai tempat tujuan akan tetapi belom sampai di basecamp sumbing, saya dan tim ekspedisi diberentikan di pinggir jalan dan untuk sampai di basecamp sumbing kita harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki , diperjalanan menuju basecamp sumbing kami langsung di sambut oleh tembakau yang sedang di keringkan karna pada saat bulan agustus musim kemarau itulah dimana petani tembakau memanen hasil taninya yaitu tembakau.
Setelah sekian jauh berjalan pada akhirnya sampailah di basecamp sumbing  bertempat di desa garung, kami memlihi jalur ini karena jalur ini adalah jalur resmi yang biasa para pendaki melaluinya untuk menuju gunung sumbing, pada saat di basecamp saya dan tim ekspedisi beristirahat sejenak karena cukup lelah berjalan untuk bisa sampai di basecamp ini ± 30 menit, kami disana packing ulang bersama dan menyiapkan barang-barang untuk tracking dan jampun menunjukan pukul 08.30, setelah semua itu siap lalu pembimbing dari alumni CIARA yang bernama Wirawan Yudha Kusuma yang akrab di panggil bang Yudha oleh anak-anak mengingatkan saya dan tim untuk mengurus simaksi terlebih dahulu sebelum memulai perjalanan, lalu sugi dan saya mengurus simaksi berupa mengisi data serta membayar uang kebersihan sebesar Rp. 1.000,- , dan mebayar uang pendaftaran simaksi sebesar Rp.4.000,- , dan di kasih peta jalur pendakian.
Sesudah selesai mengurus simaksi dan pembayaran saya dan tim ekspedisi siap-siap untuk tracking dan berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh saya sendiri selaku ketua pelaksana demi keselamatan kami semua diperjalanan ekspedisi ini.
Pada saat jam menunjukan pukul 09.00 kami memulai perjalanan menuju gunung sumbing dengan melewati via garung, pada saat berjalan menuju gunung sumbing disana terpampang jelas pemandangan di kanan kiri sehamparan ladang tembakau yang sangat luas, di tengah perjalanan pembimbing dari alumni CIARA yang bernama Ahmad Mujahid Yaumul Ridho yang akrab di panggil bang ame menyiasatkan kepada sugi untuk memimpin perjalanan, sugi membawa peta untuk mengikuti arah jalur pendakian, setelah memasuk pedesaan karena sugi belum pernah ke gunung sumbing dia merasa bingung di pedesaan saat itu, akan tetapi dia percaya diri akan keyakinannya dia terus memimpin jalan, setelah berjalan menulusuri pedesaan akhirnya kami memasuki kawan hutan akan tetapi masih banyak ladang tembakau disana, usut punya usut sugi pun salah jalur saya dan yang lain hanya tertawa kecil karena sugi salah jalur dan tetap yakin akan keputusannya, kami serombongan tim ekspedisi di panggil oleh warga setempat dan berkata “mas itu bukan jalur pendakian, lewat sini kalo jalur pendakian”, begitulah warga itu berkata dengan logat jawanya yang memberitahu kami bahwa itu jalur yang salah dan dia tangannya menunjukan tangannya ke suatu tempat yang dimaksud jalur pendakian yang benar, kami berkata “ooohhh iyaaa makasih ya mas”. Lalu sugi pun ketawa malu karna dia salah dengan keyakinannya dan saya bersama yang lain menertawakan sugi yang salah mengambil jalan.  Kami pun muter balik dan berjalan mengikuti jalur pendakian yang warga tadi kasih tau kepada kami.
Di sepanjang perjalanan sangat sunyi hanya terdengar suara angin yang menghembus ke dalam hutan sampai pohon pun terbawa angin hingga menimbulkan suara, di saat di tengah-tengah ladang tembakau kami beristirahat sejenak untuk minum, setelah minum dan beristirahat bang ame pun berkata “bagi anggota Ciara yg mengikuti ekspedisi ini untuk memakai slayer Ciara” dan disitupun saya dan 4 anggota Ciara lainnya membuka tas carrier masing-masing untuk mengambil slayer, ada satu anggota Ciara dari tim ekspedisi ini yang tidak membawa slayer yaitu bernama Rizky Rudiaz yang akrab di panggil upil, dia pun berkata kepada bang ame dan bang yudha “bang saya lupa bawa slayer, tapi seinget saya sudah meletakan slayer di dalam carrier, atau kayanya ketinggalan deh bang, gimana nih bang?”, semua bingung memikirkan itu? Dan ada sebuah usul yang sangat aneh menurut saya bang ame berkata “yaudah bendera ciara bawa kan?, yaudah lu pake bendera Ciara selayaknya slayer Ciara” dan saya pun tidak tahan menahan ketawa karna upil yang memakai bendera Ciara sebagai pengganti slater Ciara, dan teman-teman yang lain pun ikut tertawa melihat upil yang memakai bendera Ciara sebagai pengganti slayer, semua tertawa mertawakan upil karna terlihat lucu, akan tetapi kami yg hanyan menilai itu adalah hal aneh tapi bang ame pun mempunyai maksud dan tujuan yang sangat baik yaitu agar tim ekspedisi terlihat identitasnya sebagai pecinta alam dari Ciara.
Setelah beristirahat yang cukup kami tim ekspedisi melanjutkan perjalanan mendakian, di perjalanan saya dan tim merasa sangat lelah karena karena cuaca pada saat itu sangat lah panas dikarenakan sedang musim kemarau, dikit demi sedikit kami melangkah akhirnya sampai di mata air satu-satunya selain sumber air yang di pos 2 gatakan. Kami disitu beristirahat sejenak sambil memakan makanan ringan seperti cemilan dan minum. Biasanya di tempat air mata ini para pendaki mengisi air revil untuk air masak dan lain sebagainya, akan tetapi dikarenakan air nya kotor dan surut pada musim kemarau akhirnya kami disana tidak mengambil air.
Kami melanjutkan perjalanan untuk menuju pos 2 dengan bertujuan makan disana untuk mengganjal perut,beristirahat dan solat disana. Langkah demi langkah kami berjalan pelan tapi pasti, melewati medan yang terjal yang terus naik tidak ada bonus. Lalu kami pun akhirnya sampai di pos 1 akan tetapi kami tidak berhenti di pos 1 lebih memilih lanjut terus untuk beristirahat di pos 2, kami melewati pos 1 terus berjalan dan di sana kami pun belom ketemu pendaki lain hanya rombongan saya saja yang sedari tadi ada, saya fikir mungkin tanggal segini orang-orang belom mendaki mungkin orang-orang lebih memilih tanggal 16 agustus karna ingin mengincar 17 agustus di puncak. Akan tetapi semua itu tidak membuat saya dan rombongan patah semangat, saya dan tim ekspedisi terus belajan dan pada akhirnya sampailah di pos 2 gatakan.
Pada saat sampai di pos 2 gatakan ternyata ada pendaki lain yang sedang beristirahat juga disana, di pos 2 seperti ada bangunan yang sederhana yaaa lumayan deh agar tidak kena angin bila bermalam disitu. Dan saya dan tim bertegur sapa dengan pendaki yang sedang beristirahat yg berada persis di bawah bangunan itu. Kmai memilih di tempat di bawah pohon agar bisa menyandar dan beteduh dari panas teriknya matahari. Lalu bang ame dan bang yudha pun bilang “ayo kalo mau makan, sekarang makan disini dari cemilan sampai mie instan dan masak nasi disini agar mengganjal perut supaya tidak kosong,”, “yang mau solatt, solat sekarang”.
 Lalu tanpa disuruh lagi kami membuka tas dan mengambil peralatan masak dan makanan yang bisa untuk dimakan dan bisa di masak seperti mie instan dan beras. Sebagian dari kami bergantian ada yang memasak ada yang solat dzuhur. Setelah semua selesai solat makanan sudah siap untuk dimakan bareng-bareng, saya dan tim ekspedisi menyantap makanan yang sudah dimasak dengan bersama-sama. Sesudah selesai makan kami beristirahat sejenak karena habis makan tiba-tiba ada pendaki lain yang lumayan rame yang ingin turun dari atas dan mereka menyapa rombongan kami.
setelah beristirahat di pos 2 kami melanjutkan perjalanan menuju pos pestan. Sebelum melanjutkan berjalan kami siap-siap dan membersihkan sampah yang ada bekas makanan kami. Sesudah semua siap saya dan tim ekspedisi melanjutkan perjalanan ke pos pestan pada saat di perjalanan kami memutuskan untuk break di tempat in memoriam karena badan terasa lelah. Kami pun beristirahat di bawah pohon dan bersantai sambil memandangi gunung sindoro yang persis ada di belakang kami, tidak tahunya bang yudha dan bang ame malah tertidur pada saat itu saya dan rekan anggota Ciara tidak ada yang mau membangunkannya karena bang ame dan bang yudha kelihatan sangat nyenyak tidurnya. Saya dengan rekan anggota Ciara pun melakukan foto di tempat itu dan memandangin gunung sindoro dari spot ini. Tiba-tiba bang ame terbangun dari tidurnya dan berkata untuk melanjutkan perjalanan lagi supaya tidak keburu sore dan menghindari kabut turun supaya kita tidak kedinginan. Bang ame pun membangunkan bang yudha dan bang yudha pun bangun, kami siap-siap untuk melanjutkan lagi perjalanannya.
Ketika semua sudah siap, kami pun melanjutkan perjalanan untuk menuju pos pestan disitulah kami memasang tenda dan bermalam. Setelah berjalan yang cukup jauh pada akhirnya sampailah di tanjakan supermen yang sebelum pos pestan persis begitulah kata anak Ciara tanjakan itu disebut dengan tanjakan supermen. Kami bahu-membahu saling mendorong agar tidak merosot kebawah karna medan yang berpasir dan tanah yang sangat tebal. Karena perjuangan,semangat dan kerja sama yang kompak kami tim ekspedisi akhirnya sampai juga di pos pestan.
Pada sampai di pos pestan jam menunjukan pukul 16.00 kami beristirahat karena perjalanan yang sangat cukuo melelahkan dengan jalur atau medan yang sangat ekstrem dari basecamp sampai pos ini hamper tidak ada bonus (jalan landai), lalu kami pun langsung buru-buru mencari tempat untuk membangun tenda dikarenakan di pestan ini ternyata sudah sangat banyak pendaki lain yang banyak baru sampai ternyata para pendaki melewati jalur lama sedangkan kami melewati jalur baru, pada akhirnya saya menemukan spot yang lumayan bagus untuk ngecamp di tempat ini karna tidak terlalu terbuka supaya hembusan anginya tidak langsung mengenai tenda saya. Saya memilih tempat yang ada halangan seperti batu (legokan).
Kami bersama-sama membangun tenda dan flysheet, pada saat membangun tenda angin berhembus sangat kencang dan debu pasir pun berhamburan sampai mata kelilipan. Karena saling membantu satu sama lain akhirnya kami selesai juga memasang tenda dan flysheet, barang semua yang ada di carrier maupun carriernya di masukan kedalam tenda, dan sebelum nya menyusun matras untuk alas tidur. Setelah semua sudah siap dan di rapihkan mulai lah disitu kami semua memasak-masak untuk makan besar.
Berhubung bang yudha membawa daging akhirnya kami pun memutuskan untuk memasak daging karna khawatir jika dagingnya tidak dimasak terlalu lama akan basi. Lalu dikeluarkan lah daging itu dan dipotong-potong lalu di kasih bumbu rahasai yang sudah di bawa dari rumah oleh bang yudha. Racik demi racikan olah demi olahan akhirnya dimasaklah daging itu sperti teriyaki daging-daging yang seperi di kondangan hahaha… jadi buat kamu yang khawatir naik gunung itu tidak bisa makan enak siapa bilang?? Disini bisa makan enakk dan bisa makan apa saja yang kalian mau asalkan kalian mempunyai persiapan yang sangat matang.
Aduk demi adukan, icip demi icipan akhirnya daging itupun matang dan bumbunya sangat meresap kedalam daging  dan terasa sangat lezaaaaatttt….!!! Lalu sekarang adalah tahap memasak nasi, di masuknlah beras kira-kira setengah lebih dari nesting lalu di kasih air secukupmya dan gedekan api dan diamkan selama beberapa menit sehingga air busah nya keluar lalu kecilkan api sampai air nya kering. Oh iyaa jangan lupa cari permukaan yang rata untuk memasak nasi agar matangnya merata.
Setelah beberapa menit akhirnya matang juga nasi nyaa dan hasilnya sama sekali tidak seperti aron justru seperti nasi-nasi yang ada dirumah sangat pulen dan lembut. Kami semua langsung memakan daging dan nasi itu bersama-sama dan tidak lupa dengan membaca doa terlebih dahulu. Kamipun sangat lahap makan dengan makanan seperti itu karna daging yang disajikan sangat enak sekaliii. Sangat cepat makanan ini habis karna sangat enak makanannya dan perut kami semua pun terasa kenyang.
Akhirnya makan pun selesai dan membereskan semuanya sehabis makan. Lalu kami pun ada yang solat, beristirahat di dalam tenda, membuat kopi the dan sebagainya, ada yang nyemil, dan ada yang memandangi gunung sindoro dari luar tenda dengan spot langsung menghadap gunung sindoro. Karna di pos pestan ini kita bisa melihat langsung gunung sindoro yang terpampang jelas, kita pun bisa melihat gunung kembang yaitu anak dari gunung sindoro, kitapun bisa melihat gunung prau dan gunung selamet.
Hari makin gelap kami pun masuk ke dalam tenda masing-masing dan beristirahat sejenak. Lalu pada saat maghrib kami pun melakukan solat dengan bergantian. Dan ada yang beristirahat, membuat kopi dan lain sebagainnya. Akhirnya gentian demi gentian kami pun selesai dengan solat maghrib itu dan masuk lagi ke dalam tenda, karna tenda anggota Ciara dan pembibing kami beda tenda maka tenda kami pun berhadapan dan kami membuat kopi dan mengobrol bersama-sama sambil mengisi waktu kosong.
Tak terasa sudah jam 7 lewat kamipun solat bergantian seperti tadi. Lalu setelah semua selesai solat masing-masing masuk kedalam tenda akan tetapi saya memasak nasi untuk persiapan besok sepulang dari puncak. Saya hanya memasak nasi saja karna kalo memasak dengan lauk takut lauknya basi atau tidak enak maka dari itu saya hanya memasak nasi. Sesudah masak nasi tidak terasa jam menunjukan jam 19.40 semua disuruh tidur oleh pembimbing kami yaitu bang ame dan bang yudha karna untuk mengisi tenaga untuk besok mendaki ke puncak. Akhirnya tim ekspedisi pun tidur, saya pun memasang alarm  hp jam 03.15 untuk besok bangun lebih awal dari yang lain, setelah alarm sudah siap dan sudah di setting saya pun tidur.

            Para perserta bangun pada pukul 03.15 unntuk persiapan menuju puncak sumbing. Para peserta menyiapkan logistic untuk bekal di puncak sumbing , setelah semua siap pada pukul 04.00 kami tim ekspedisi bergegas menuju puncak sumbing. Saat tim ekspedisi sampai di pasar Watu semua peserta tim ekspedisi melakukan sholat subuh sekitar puku 05.00 setelah semua peserta  tim ekspedisi selesai melakukan sholat subuh lalu melanjutkan perjalanan lagi menuju Puncak sumbing. Setelah sekian lama berjalan akhirnya saya dan tim ekspedisi sampai di puncak  Batu, ternyata ramai dan tempatnya sempit sehingga kami tim ekspedisi berpindah ke puncak buntu akhir nya sampai di puncak buntu pada pukul 07.00.
            Sesampai nya di puncak buntu pada pukul 08.00 kami melakukan poto masing – masing dan setelah itu kami melakukan poto bersam. Sesudah poto bersama kami dan tim melakukan makan ringan dan sharing .setelah tim merasa cukup di puncak lalu bergegas untuk melakukan perjalanan menju pos pestan pada puku 10.00. setelah bergegas kami melakukan perjalanan turun, akan tetapi saya berjalan bersama sugi terlebih dahulu karna saya ingin menyiapkan makan untuk tim ekspedisi . saya dan sugi melakukan perjalalanan dengan reburu buru karna ingin mengerjar waktu
            Akhirnya saya sampai di pos pestan pada pukul 12.00 dan di tempat saya ngecamp saya beristirahat sejenak bersama sugi untuk menghilangkan rasa lelah karna saya dan sugi melakukan perjalana dengan terburu buru, lalu setelah rasa lelah saya ilang, saya dan sugi masak dan menyiapkan makanan untuk para peserta ekspedisi , saya memasak sarden untuk lauk makan para peserta , setelah semua makanan siap akhir nya tim pun sampai.mereka beristirahat sejenak lalu saya menyuruh semua peserta makan untuk mengisi tenaga melanjutkan perjalanan turun.
            Kami makan bersama sama , sesudah kami makan kami membereskan tenda dan barang pribadi ,serta membersikan tempat saya ngecamp. Kami pun melakukan packing , setelah semua selessai packing , sebelum kami melakukan perjalanan turun saya dan tim ekspedisi melakukan poto bersama dan jam menunjukan pukul 14.30.
            Kami melakukan perjalanan turun melewati jalur lama saat melakukan perjanan ternyata jalur lama lebih terjal dan licin dari pada jalur baru . saya dan tim sering terpeleset akan tetapi saya tetap semangat untuk melanjutkan perjalanan turun , ternyata hari ini banyak pendaki yang menuju pos pestan. Di karnakan para pendaki ingin merayakan 17 agustus di puncak sumbing , setelah saya sampai di pos 1 jalur lama saya berhenti sejenak untuk melakukan istirahat sejenak . tanpa saya sadari ternyata rekan tim saya yang bernama upil dan syamsul ma’arif yang di akrab di panggil ari tertingal di belakang, lalu saya dan sebagian tim menunggu kehadiran mereka berdua sambil memakan makanan ringan dan minum.
            Pada akhirnya mereka berdua sampai juga, dan mereka meminta untuk beristirahat sejenak dan meminta minum. Lalu kami pun bersantai di pos 1 jalur lama. Pada saat bersantai tiba-tiba ada beberapa orang yang menghampiri rombongan tim kami untuk meminta izin meminjam roko bang yudha yang sedang menyala. Dan bang yudha mengasih roko nya itu kepada orang tersebut. Lalu bang ame pun menawarkan teh manis hangat kepada rombongan orang tersebut dan mereka sangat senang ditawarkan teh itu dan mereka menerima pemberian teh panas itu dari bang ame.
            Pada akhirnya kami dan rombongan orang tersebut semakin akrab, lalu mereka berterima kasih atas pemberian dari kami dia pun pamitan untuk melanjutkan perjalanan duluan. Tidak lama setelah rombongan itu pergi saya dan tim juga memutuskan untuk melakukan perjalanan menuju basecamp. Kami pun bergegas untuk melakukan perjalanan menuju basecamp, kami pun melakukan perjalanan, pada saat di perjalanan menuju base camp bang ame kakinya keseleo sehingga kakinya pincang. Langkah demi langkah kami berjalan menuju basecamp di perjalanan menuju basecamp kembali lagi pemandangan ladang tembakau yang sangat luas. Di sepanjang perjalanan yaitu adalah hanyalah pemandangan ladang tembakau yang amat luas.
            Setelah melakukan perjalanan yang sangat melelahkan saya dan tim akhirnya sampai juga di base camp sumbing pada jam 16.00. kami melakukan istirahat sejenak dan beres-beres mandi dan minum , lalu kami menuju terminal wonosobo pada pukul 16.00 dan semsampai nya di terminal pada pukul 17.30 semua peserta melakukan makan berat , setelah semua peserta selesai makan kami pun mencari bus menuju terminal lembang ternyata bus yang menuju terminal lembang sudah habis lalu sugi mencari cari yg menuju terminal lembang dan akhir nya dapat bus yang menuju terminal lembang , busnya berangkat pada pukul 19.15 lalu kami melakukan perjalanan menuju terminal lembnag.
            Pada saat di perjalanan bus kami berhenti di cikampek unruk beristirahat lalau kami keluar dari bus untuk buang air kecil dan mencari cemilan dan kami pun memakan makanan ringan tersebut. Lalu bus kami melanjutkan perjalanan menuju terminal lembang, semsampai nya kami di larangan ciledug carriel saya tertukar dengan rombongan lain sehingga kami menugu kabar dari rombongan orang tersebut untuk ketemuan di depan universitas budi luhur , akhirnya saya bertemu dengan orang yang carrielnya tertukar dengan saya dan saya pun bertemu orang tersebut dan menukar carriel saya dengan orang tersebut.
            Lalu saya menuju ciledug untuk bertemu dengan tim ekspedisi, setelah itu kami dan ekspedisi berkumpul di depan sd sudimara ciledug untuk menunggu di jemput oleh ronal , Aditya luthfi , bayu . satu persatu kami pun di antar pulang ke rumah masing masing .

            SELESAI…………….
           
            Saya Randi Ramadhan selaku kepala Divisi Gunung dan Hutan mengakhiri laporan perjalanan ekspedisi Gunung Sumbing, Wonosobo, Jawa Tengah, mengucapkan maaf apa bila ada salah dalam bertutur bahasa. Wassalamualaikum. Wr.Wb
Randi Ramadhan                                                                   



                CRA X 143                            




BASE CAMP SUMBING


                                                             PUNCAK SUMBING
                                                                     SEDANG MASAK


                                                                  SUMBER AIR PERTAMA                                                                    

                                                                   PUNCAK SUMBING

                                                                     POS  PESTAN                                                            

                                                 PUNCAK SUMBING

Tidak ada komentar:

Posting Komentar