Assalamualaikum
Wr.Wb
Saya
Yudhistira Alfarishi selaku
ketua divisi Gunung Hutan anggota CIARA (Cinta Alam Raya) angkatan XI yang bernomor anggota CRA 165 ingin menceritakan kegiatan ekspedisi Gunung Hutan dengan tujuan ke Gunung Slamet, Baturaden, Jawa Tengah. Dari
beberapa anggota aktif yang mengikuti
kegiatan ini untuk memenuhi ketentuan dan syarat yang berlaku yaitu 5 orang
dari anggota CIARA yang aktif antara lain (Adam Syahru CRA XI 164, Yulia Amanda Kharisma CRA XI 160,
Isnaini Azizah CRA XI 174, Zaira Alya Farah CRA XI 172 dan saya sendiri,
Yudhistira Alfarishi CRA XI 165) dan 3 pembimbing alumni CIARA yang
bernama Sultoni Tohanapi
CRA II
048, Randi Ramadhan
CRA X
143, dan Syamsul Ma’arif CRA X 144, serta 4 orang teman
pembimbing saya yang kebetulan sama-sama mendaki gunung Slamet. Baiklah saya
akan memulai cerita ekspedisi saya.
KAMIS, 05 MEI 2016
Pada
hari kamis
tanggal 05 Mei 2016,
saya dan tim ekspedisi berjanjian untuk berkumpul di terminal Lembang Ciledug, Tangerang Selatan. Tim ekspedisi sebagian sudah sampai di
terminal Lembang
pada pukul 16.50
disana tim ekspedisi menunggu rekan lain yang belum sampai di terminal. Tidak
lama kemudian rekan-rekan tim ekspedisi pun sampai di terminal Lembang dan berkumpul sambil menunggu
keberangkatan bus. Waktu menunjukan pukul 18.00 WIB kondektur bus jurusan Tangerang-Purwokerto, meberikan waktu bagi para penumpang untuk
melaksanakan sholat terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan. Setelah 20
menit, kami masuk kedalam bus. Pada
saat di dalam bus ada sedikit masalah dengan tempat duduk, dimana hanya ada 3
kursi yang bisa kami duduki karena ada yang mendudukinya terlebih dahulu, dan
sebagian dari kami pun terpaksa untuk duduk di tempat untuk merokok. Untung
saja itu tidak terlalu lama, ada rombongan lain yang ingin bertukar tempat
duduk dengan kita dan kita pun duduk di tempat yang cukup nyaman.
Selama di dalam bus saya
melihat-lihat keadaan diluar dan
sesekali mengecek handphone untuk memberikan
kabar pada orang tua saya bahwa saya sudah dalam perjalanan dan sisanya saya gunakan untuk beristirahaat.
Tidak terasa bus yang saya tumpangi berhenti di rest area pada
pukul 22.45 WIB. Pada
saat di rest area saya dan tim ekspedisi melakukan sholat dengan bergantian karena hanya sebagian yang membawa sarung
dan akhirnya saya
menunggu di tempat makan dengan beberapa rekan saya yang juga ingin sholat. Saya dan teman-teman pun memakan makanan yang kami bawa
dan kami makan bersama.
Setelah selesai makan yang tadi solat pun
selesai dan sekarang mereka yang makan dan saya dan sebagian teman saya solat
bersama.
Setelah selesai sholat saya dan teman saya balik ketempat
makan itu lalu mengobrol. Tidak lama kemudian suara klakson bus kami pun berbunyi dengan suara khasnya. Saya dan tim ekspedisi
pun langsung masuk ke dalam bus lagi. Bus akhirnya melanjutkan perjalanan
menuju terminal Purwokerto, Jawa Tengah. Pada saat itu jam menunjukan pukul 23.20 WIB. Setelah
itu kami pun kembali tidur untuk mengembalikan tenaga yang sedikit terkuras.
JUM’AT, 06 MEI 2016
Tak terasa waktu pun sudah menunjukan pukul 04.20 WIB. Saya pun membangunkan rekan-rekan saya yang
lain untuk bangun karena sebentar lagi kami akan sampai di terminal Purwokerto. Pukul 04.45 WIB Kamipun turun dari bus dan mengambil barang
kami di bagasi bus lalu jalan mencari tempat untuk istirahat dan sholat di dalam terminal Purwokerto.
Setelah selesai kami mencari mobil carteran
untuk menuju ke base camp gunung
Slamet, Baturaden, Jawa Tengah. Setelah jam 06.10 WIB kami pun segera berangkat
menuju base camp gunung Slamet. Sambil menghirup udara segar, kami melihat-lihat
dan tanpa sengaja kami melihat universitas yang kami kunjungi waktu GTC
beberapa waktu lalu. Setelah sekitar 2 jam kami pun sampai di base camp gunung
Slamet Via Baturaden. Tetapi ada masalah ketika kita ingin melakukan perizinan
mendaki karena jalur Baturaden yang lama di tutup karena longsor. Lalu penjaga
base camp menyarankan kita untuk melalui jalur Baturaden yang baru, tetapi kita
harus membayar sejumlah uang untuk melewati jalur tersebut untuk simaksi dan harus
ditemani seorang guide jika harus melewati jalur tersebut karena jalur tersebut
merupakan jalur baru untuk pendaki. Setelah berdiskusi akhirnya kami pun setuju
untuk melewati jalur Baturaden yang baru.
Kami pun menuju gerbang awal pendakian, sebelum mendaki kami pun mengganti
pakaian kami masing-masing lalu sarapan pagi. Pendakian kami dimulai pukul
09.15. Di perjalanan guide memberitahu kami bahwa kami merupakan rombonga ke 4
yang mandaki gunung selamet Via Baturaden baru dan rombongan pertama dari luar
Jawa Tengah. Dengan jalur yang masih rapat kami pun hanya mendengar suara angin
yang menghembus ke dalam hutan sampai daun-daun pun ikut menari serta suara
burung-burung yang sangat indah. Kami berjalan santai sambil sesekali
beristirahat, setelah berjalan cukup lama kami pun sampai di pos 1. Di pos 1
kami berbincang-bincang sambil menghilangkan rasa lelah. Setelah sudah rasa
cukup, kita pun melanjutkan perjalan menuju pos bayangan 2. Sambil
melihat-lihat sekeliling kita yang masih sangat rapat oleh pepohonan, kita
sesekali berjumpa dengan dengan burung-burung penghuni gunung Slamet. Akhirnya
kita pun sampai di pos bayangan 2, di sana saya dan Syamsul Ma’arif mengambil
air di mata air, tetapi setelah sampai di mata air ternyata airnya sangat kotor
kami pun tidak jadi mengambil air. Setelah cukup beristirahat kami pun
melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Semakin tinggi semakin rapat juga jalur
yang kita lalui, dengan udara yang sejuk serta pepohonan yang hijau menjadi
energi untuk saya dan tim ketika kita mulai lelah. Setelah sekatitar 2 jam kami
pun sampai di pos 2, dengan suhu yang mulai dingin dan perut yang mulai bunyi,
kita pun membuka cemilan berat kita untuk mengganjal rasa lapar, setelah 30
menit kita pun melanjutkan perjalan kita, pada saat saya ingin melanjutkan
tiba-tiba kaki saya terbentur batang pohon kecil dan kaki saya pun membiru dan
berdarah, rekan-rekan saya sambil menertawakan juga meberikan pertolangan
pertama ke kaki saya.
Setelah mengobati luka saya kami pun melanjtukan perjalan menuju pos
bayangan 3, dengan cuaca yang yang dingin dan mulai turun rintik-rintik hujan
kami pun terus berjalan sambil melihat-lihat kanan kiri kita yang penuh dengan
pepohonan serta jurang yang cukup dalam. Setelah berjalan cukup lama kita pun
sampai di pos bayangan 3. Sesampainya di pos bayangan kita bertemu dengan rombongan
lain dari Purwokerto. Hujan mulai turun dan kita pun mengelurkan ponco
masing-masing, sebagian dari kita pun mengambil air di mata air karena di pos
bayangan 3 terdapat mata air. Setelah semuanya siap kita melanjutkan perjalanan
menuju pos 3. Dengan jalur yang mulai terjal dan mulai licin akibat diguyur
hujan. Setelah sekitar 1 jam perjalanan, akhirnya kita pun sampai di pos 3 pada
pukul 17.16 WIB.
Hujan semakin deras, suhu pun mulai dingin dan hari yang mulai gelap, kita
pun segera mendirikan tenda dan flysheet di pos 3. Setelah selesai mendirikan
tenda kita pun segera masuk ke tenda dan berganti pakaian hangat secara
bergantian sambil mengeluarkan alat masak serta bahan makanan yang akan di
masak. Hari pun mulai gelap, hujan pun sudah cukup reda. Kita mulai memasak
sambil ditemani ribuan bintang di langit Baturaden. Ada kejadian lucu saat kita
memasak, saat saya dan rekan saya Isnaini Azizah atau biasa dipanggil I’is ini memasak
roti bakar, kita memasak menggunakan kompor trangia, karena api di trangia
terlalu besar sehingga dengan reflek saya mengangkat tempat untuk memasak roti
yang panas karena takut gosong rotinya dan saya dengan refleks juga saya
melempar tempat itu karena panas ke bagian depan tenda yang menyebabkan tenda berlubang. Kita
semua pun tertawa terbahak-bahak melihat kejadian yang saya alami. Setelah
makanan matang, kita pun mulai menyantap makanan yang selesai kita masak dengan
berdo’a terlebih dahulu. Sambil berbincang-bincang kita makan dengan penuh
keceriaan. Waktu menunjukan pukul 21.00 WIB, kita pun saling bercerita sambil membuat
minuman hangat dan mengobrol bersama-sama sambil mengisi waktu sebelum tidur. Ketika kita semua ingin tidur saya keluar sebentar
sambil melihat langit yang penuh dengan ribuan bintang dan membuat saya tenang
serta bersyukur atas keindahan alam yang saya lihat, disitu juga untuk pertama
kalinya saya melihat ada bintang jatuh, sangat tenang hati saya melihat
indahnya bumi pada malam hari. Jam pun menunjukan pukul 21.30, saya pun
memasuki tenda dan kita pun tidur dangan pulas untuk mengisi tenaga agar bisa
menuju puncak besok pagi.
SABTU, 07 MEI 2016
Alarm saya pun berbunyi pada pukul
02.00, rekan saya Zaira tidak mematikan lagunya karena lagunya enak kata dia,
saya memasang lagu Mendadak Bolang yang dinyanyikan oleh Gleen Wass karena
cocok untuk kami yang sedang berpetualang. Kami pun bersiap untuk menuju puncak
Slamet. Kita mebawa 2 daypack yang dibawa saya dan Adam, setelah semua siap
kita pun memulai pendakian ke puncak pada pukul 03.00, dengan suhu yang dingin
kita berjalan dengan santai, tak terasa kita pun sampai di pos 4, karena tidak
terlalu lelah kita pun melanjutkan menuju pos 5. Sesampainya di pos 5 kita
berisirahat karena rekan saya yang perempuan ingin beristirahat, disana guide dan
kita semua membuat api unggun untuk mengahangatkan tubuh. Setelah waktu
menunjukan pukul 05.30, kita pun melanjutkan perlajalan menuju pos 6, di
perjalanan kita melihat sunrise yang indah, meskipun bukan di puncaknya.
Setelah sampai di pos 6 dengan kita pun
melaksanakan sholat subuh, setelah selesai sholat guide kita membuka hp dan
ternyata masih dapat sinyal khususnya kartu im3.
Kita pun melanjutkan perjalanan menuju pos 7, meskipun sudah cerah tapi
suhu di sini masing sangat dingin. Sesampainya di pos 7 kami beristirahat
sebelum menuju batas vegetasi. Kita membuka makanan dan minuman untuk mengisi
energi. Setelah energi kita terkumpul kembali kita melanjutkan perjalan menuju
puncak. Rasa lelah, letih, capek kita terbayarkan ketika sampai di batas
vegetasi, ketika kita melihat ke belakang tubuh kita, kita melihat pemandangan
alam yang sangat indah. Setelah semuanya sampai di batas vegetasi kita semua
berfoto-foto karena pemandangan alam yang sangat indah, tapi di batas vegetasi
ini pula jalur yang kita lalui berubah dari tanah dan rumput menjadi bebatuan
dan krikil-krikil yang cukup terjal. Disini 2 rekan saya Isnaini dan Yulia
tidak melanjutkan perjalanan karena jalurnya yang cukup terjal dan sulit.
Setelah sekitar 2 jam perjalanan akhirnya satu persatu dari kita
sampai di puncak Slamet, puncak tertinggi di Jawa Tengah pada pukul 10.38. tapi
karena kita sudah cukup siang ketika sampai puncak sehingga di puncak kita
hanya mendapatkan pemandangan yang kurang jelas akibat kabut, sebenarnyajika
tidak ada kabut sangat indah pemandangan dari puncak Slamet. Sesampainya di
puncak kita berfoto-foto, berbincang-bincang sambil makan siang. Setalah kurang lebih 1 jam di puncak kita pun
turun menuju pos 3. Sesampainya di pos 3 pada pukul 14.00 kita ISHOMA serta bersiap untuk turun menuju
base camp. Hujan pun turun membasahi gunung slamet, sambil memasak di bawah
flysheet kita pun bercanda ria sambil menikmati alam di gunung Slamet. Setelah
semua selesai kita mulai mempacking semua barang kita sambil mebersihkan tempat
kita mendirikan tenda. Setelah selesai semua dan waktu menunjukan pukul 17.55
kita pun turun. Di perjalan turun banyak sekali hal di luar akal manusia / hal mistis
yang kita rasakan di sana.
MINGGU, 08 MEI 2016
Setelah berjalan kurang lebih 7 jam kita pun sampai
di base camp slamet. Sesampainya di sana pada pukul 02.00 sebagian dari kita membersihkan
badan dan yang lainnya makan, setelah beres sebagian dari kita tidur sebentar sampai
subuh. Setelah itu kita bangun untuk bersiap menuju terminal Purwokerto
menggunakan mobil carteran, setelah sampai dan saya memesan tiket untuk kembali
ke Tangserang Selatan. Setelah selesai membeli tiket kita pun istirahat sambil
makan serta sholat. Waktu pun menunjukan pukul 10.00 dan kita berangkat menuju
Tangerang Selatan. Tanpa terasa akhirnya kita sampai di Tangerang Selatan pada
pukul 20.46, kita jalan sedikit menuju tempat penjemputan, sambil menunggu kita
saling bercerita tentang apa yang kita alami saat di gunung Slamet. Setelah
jemputan kita datang kita pun kembali ke rumah masing-masing dengan selamat.Gunung Slamet menyisakan
memori mendalam tentang keseruan medannya, serta kemegahan panorama alamnya.
Saya
Yudhistira Alfarishi selaku ketua Divisi Gunung dan Hutan mengakhiri
laporan perjalanan ekspedisi Gunung Slamet, Baturaden,
Jawa Tengah, mengucapkan maaf apa bila ada salah dalam bertutur bahasa.
Wassalamualaikum. Wr.Wb
Yudhistira Alfarishi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar